(Gambar ilustrasi)
Poso,Bongkarsulteng.my.id - Pembunuhan sadis terhadap, Salsha Bela Agustin Pawira yang akrab di sapa Caca (16) di kamar kostnya di Jalan Talasa, Kelurahan Lawangan Tawongan, Kecamatan Poso Kota Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah tahun 2024 silam, saat ini kembali viral di media sosial.
Dalam sejumlah postingan, pihak keluarga korban merasa tidak puas bahkan meragukan kinerja pihak kepolisian resort Poso meski pihak Polres Poso sendiri sudah memeriksa puluhan saksi dan telah mengirimkan hasil penyelidikan termasuk sidik jari dan DNA ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Pusdokkes Mabes Polri.
"Slogan polres madago raya apakah sudah madago raya kepada kami org miskin kayanya tidak berlaku pada keluargaku slogan ini buktinya kasus pembunuhan anak saya sampe skrg tidak ada kabarnya dari polres madago raya sudah 5 bulan lebih kasian" ungkap keluarga korban, Nina Sulelino yang diunggahnya di media sosial, Senin, (24/3/25).
Tak kunjung datangnya kabar siapa pelaku di balik pembunuhan tersebut di tambah prasangka adanya upaya menutup-nutupi kasus tersebut menjadi faktor yang melatarbelakangi munculnya postingan ketidakpuasan keluarga korban dan warga pengguna media sosial lainnya.
Hasil telusur Bongkarsulteng.my.id, korban tercatat sebagai warga asal Sepe, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso dan baru berusia 16 tahun.
Pembunuhan terhadap korban di duga terjadi di kamar kostnya pada Senin 21 Oktober 2024.
Korban pertama kali ditemukan oleh rekan tetangga kos bernama Tari yang bermaksud mengajak korban untuk makan siang.
Namun karena beberapa kali di panggil dan tidak menyahut sehingga Tari kemudian menghubungi pacar korban bernama Risal yang selanjutnya berusaha membuka paksa pintu kamar korban. Namun karena tidak berhasil mereka kemudian menghubungi pemilik kos dan meminta untuk membawa kunci cadangan kamar korban.
Namun betapa terkejutnya, saat pintu terbuka mereka menemukan korban sudah tidak bernyawa lagi.
Polisi yang kemudian datang belum bisa memastikan siapa pelaku. Meski demikian polisi tidak berhasil menemukan pelaku selain jejak berupa sebilah pisau yang menancap di bagian leher sebelah kanan di bawah rahang korban dan ditutupi kain.
Untuk memastikan penyebab kematian korban, pihak Polres Poso tidak hanya merujuk pada pengakuan tersangka namun juga mengambil langkah scientific investigation dengan mengedepankan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui uji sidik jari dan DNA yang sudah di kirim ke Mabes Polri.
"Sampel DNA sudah di kirim ke Puslabfor Pusdokkes Mabes Polri di Jakarta. Sampai saat ini kami masih menunggu hasil.Semoga ada petunjuk baru untuk mengungkap siapa pelakunya"
Penyidik memaksimalkan metode pendekatan penyidikan dengan mengedepankan berbagai disiplin ilmu pengetahuan guna mengungkap kasus ini," ungkap Kapolres Poso, Arthur Sameaputty seperti yang di kutip dari Radar Sulteng Minggu, 10/11 tahun lalu.
إرسال تعليق