POSO,Bongkarsulteng,my.id - Implementasi program Indonesia bebas rabies saat ini belum efektif meskipun angka kasus positif rabies mengalami penurunan cukup signifikan, namun tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan masih tingginya persentase laporan kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR). Kata Bupati Poso dr. Verna GM. Inkiriwang dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan sekretaris daerah Fritz Sampurnama, SH. M.Ap tadi pagi di Ball Room Ancyra Hotel Poso, Rabu, (25/01/03).
Menurut bupati, penanggulangan rabies sesungguhnya tidaklah begitu sulit, mengingat penularan utama terjadi melalui luka karena gigitan hpr dan vaksin untuk mencegahnya telah banyak tersedia dengan kualitas yang tinggi. namun demikian, karena umumnya cara pemeliharan anjing yang belum begitu baik (dilepas dan belum memperhatikan aspek kesehatan) dan telah menjadi kebiasaan masyarakat, maka kompleksitas penanggulangan rabies bertautan dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Bupati berharap, melalui FGD sekaligus menjadi evaluasi bersama dalam forum ini nantinya akan dirumuskan beberapa langkah-langkah penanganan secara efektif dan menyeluruh antar lintas sektoral melalui pemaparan beberapa narasumber agar kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) bisa kita turunkan bersama bahkan dihilangkan dibumi sintuwu maroso ini.
"Kepada seluruh peserta FGD agar mengikuti kegiatan ini dengan serius serta terlibat aktif dalam sesi diskusi agar materi tentang situasi dan penanggulangan kasus rabies Tingkat Kabupaten Poso dapat diketahui dan dipahami bersama," harapnya.
Selain itu juga disampaikan bahwa pilar pembangunan daerah “Poso Sehat” berupaya mewujudkan kualitas kesehatan masyarakatnya, menuju Poso Sehat. Karena itu pemerintah daerah tentu saja sangat menghargai betapa pentingnya nilai kesehatan masyarakat. sehingga melalui FGD ini saya berharap ada solusi kongkrit yang bisa kita terapkan untuk pencegahan dan penanganan kasus gigitan hewan penyebab rabies,” pungkasnya.
إرسال تعليق