Proyek WC dan Bak Air di Aliran Pembuangan Tinja Di Tolak Warga Rp 130 Juta Dana Kementerian Desa Mubazir

(Pembangunan di tolak sebab tak jauh        dari lokasi pembangunan bak air            Tancueni jadi lokasi BAB dan buang    racun warga pekebun. Ft, ilustrasi) 

Poso,Bongkarsulteng.my.id - Rencana pembangunan bak air bersih oleh Kepala Desa Poleganyara, Handri Tumonggi di areal wisata hutan dan air terjun Tancueni dan pembangunan WC di areal air terjun Salisusu senilai Rp 130.000.000 yang bersumber dari dana afirmasi Kementerian Desa yang dikucurkan akhir tahun 2024 ke Desa Poleganyara, Kecamatan Pamona Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah di tolak warga. 

Akibatnya proses pembangunan tersebut tidak terlaksana sementara uang dan material yang sudah terlanjur dibelanjakan mubazir dan sia-sia.

Penolakan warga terhadap pembangunan itu sendiri bukan tanpa alasan sebabnya karena warga baru diberitahukan setelah ada pembelanjaan barang sehingga warga tidak tahu di mana letak atau lokasi sebenarnya dari pembangunan proyek tersebut.

Selain itu karena warga sudah memiliki sarana air bersih di lokasi Mara yang telah teruji lewat laboratorium namun saat ini sedang mengalami sedikit masalah sehingga debit airnya jadi berkurang.

(Hanya butuh sekitar 20 sak semen untuk rehabilitasi bak dan menormalkan kembali debit air di lokasi Mara)

Untuk perbaikan kendala tersebut diperkirakan hanya membutuhkan sekitar 20 an zak semen saja.

Masalah lain terjadinya penolakan warga dikarenakan bak air yang akan di bangun di areal Tancueni belum pernah melewati uji laboratorium sehingga tidak memenuhi standar kesehatan dan bisa  berefek pada kesehatan masyarakat.

Di bagian atas lokasi pembangunan bak tersebut terdapat perkebunan sawit dan tempat buang hajat masyarakat petani yang berkebun dan beraktifitas di areal tersebut.

"Kami tidak mau makan kotoran manusia dan racun sawit makanya pembangunan di Tancueni kami tolak," ujar warga Dusun Labuadago, Poleganyara seragam. 

(Puluhan sak semen untuk pembuatan WC di areal Salisusu mulai membatu)

Penolakan pembangunan yang bersumber dari dana afirmasi Kementerian Desa juga terjadi pada proyek pembangunan WC di areal air terjun Salisusu. Informasi yang di himpun media ini penolakan tersebut karena tidak diizinkan oleh pemilik lahan.

"Kalau untuk pembangunan WC di Salisusu karena tidak diizinkan pemilik lahan. Lagian siapa juga yang pergi buang hajat di situ?" jelas sumber,  Jumat (7/2).

(Camat Pamona Timur, Moses Patiro saat kunjungannya di lokasi air bersih Mara, Poleganyara)

Terkait persoalan ini, Camat Pamona Timur, Moses Patiro saat terjun langsung ke lokasi rencana pembangunan yang hingga saat ini tetap dipaksakan oleh kepala desa Poleganyara untuk di bangun di Tancueni menyatakan ketidaksetujuannya.

"Masyarakat tidak boleh mengkonsumsi air kotor apalagi yang terkontaminasi dengan tinja dan pestisida," tegasnya.

Dia juga berjanji akan menindaklanjuti dan mencari jalan keluarnya.

"Saya akan coba cari solusinya tapi bagi saya yang paling tepat harusnya di bangun di lokasi Mara. Karena air ini betul-betul bersih, keluarnya langsung dari dalam tanah dan sudah di uji laboratorium," pungkasnya. 




Post a Comment

To be published, comments must be reviewed by the administrator *

Lebih baru Lebih lama
Post ADS 1
Post ADS 1